Minggu, 30 Januari 2011

Pendidikan di Indonesia

PENDIDIKAN DI INDONESIA

Sebagaimana yang kita ketahu bersama, kita terkadang selaku orangtua ingin menyekolahkan anaknya ke sekolah yang favorit, yang bonafit dan juga munafik (Eh maaf saya salah ketik he......3x :) ). Bukannya saya tidak setuju akan tetapi perlu diwaspadai bahwa kemampuan dari anak kita terkadang tidak sesuai dengan uang dan kemampuan si anak yang kita harapkan. Seperti pengalaman saya berbincang dengan seorang guru, hmmm...... yang kebetulan adalah guru saya saat SMP dulu. Ceritanya begini, beliau mengatakan kepada saya bahwa ada muridnya yang masuk ke sekolah SMA favorit dan sesuai dengan harapan orangtuanya. Akan tetapi si anak ini tidak kuat dengan pelajaran yang ada di sekolah tersebut. Alasannya sepele dan masuk akal " Bu, saya gak kuat belajar di sekolah A karena pelajarannya sulit dan saya tidak bisa mengikutinya, malahan saya seperti anak yang paling bodoh sendiri di kelas !!!!!!!!". Hal ini sangat memprihatinkan bagi diri si anak karena mau tidak mau si anak harus mengikuti pelajaran yang ada di sekolah itu sendiri...............


Setelah saya mendengarkan cerita dari guru saya lantas saya bertanya kepadanya, "Trus Ibu bilang apa sama murid itu ????". Guru sayapun menjawab bahwa si murid itu harus pindah dari sekolah dan harus ke sekolah lain yang lebih sesuai dengan kemampuan di karena biar sama-sama sekolah SMA tetapi tingkat kualitas pengajarannya berbeda tergantung dari sistem pengajaran yang diberikan oleh guru-guru di sekolah tersebut.

Si anak juga menanyakan kembali kan tidak semudah itu untuk pindah sekolah. Guru sayapun berkata kepadanya kalau begitu memang harus pindah daripada harus menjalani sekolah tapi kemampuan kadar si anak dalam menampung materi pelajaran tidak memenuhi dan bahkan berakibat stress pada anak tersebut. Dan dari pembicaraan singkat itu dapat kita petik hikmahnya antara lain :
1. Bahwa kemampuan anak dalam menyerap pelajaran berbeda-beda, ada yang cepat dan ada pula yang    lambat
2. Sebaiknya orang tua jangan memaksakan anaknya dalam memilih pendidikan sesuai keinginannya, memang hal ini semua kekuasaan pada orang tua tapi janganlah mengabaikan pendapat dari anaknya sendiri.
3. Dalam memilih suatu lembaga pendidikan yaitu sekolah, maka tidak hanya nilai dan prestasi  yang dimilikinya, akan tetapi sekali lagi ditekankan kemampuan dalam menyerap ilmu pelajaran harus diperhatikan

Begitulah sekelumit pengetahuan saya dalam memahami bagaimana peran orang tua dalam pendidikan, tidak hanya sebatas menyekolahkan anaknya sampai ke perguruan tinggi saja, melainkan budi pekerti, moral dan akhlak serta kemampuan harus diperhatikan juga.